Sabtu, 21 November 2015

CERITA SEX DEWASA | BERCINTA DENGAN ARTIS SINETRON

ubcpker.net/8

CERITA SEX | CERITA HOT | CERITA DEWASA | CERITA SEX DEWASA | CERITA HOT DEWASA | Bercinta Dengan Artis Sinetron



CERITA DEWASA - Bercinta Dengan Artis Sinetron | **Pagi Pak Robert'' sapa Dian resepsionis baruku ketika aku tiba di lobby kantor.
''Pagi Dian. Lho kok sendirian? Noni kemana?'' tanyaku.
''Ada kok Pak. Baru ke toilet '' jawabnya.
''Oh..'' jawabku agak lega.

CERITA SEX DEWASA | Memang akhir-akhir ini Noni agak berbeda. Aku agak khawatir dia akan mengundurkan diri karena tidak tahan dengan perlakuanku padanya. Bila itu terjadi, tentu amat disayangkan karena aku tak bisa menikmati kehangatan tubuh mudanya lagi.
''Hari ini ada meeting dengan konsultan jam berapa Lia?'' tanyaku pada sekretarisku lewat telpon.
''Jam 10 pagi, Pak''
''OK.. Thanks'' jawabku sambil menutup telpon.
Kulirik jam tanganku masih menunjukkan pukul 8.45 pagi. Wah.. Masih ada waktu pikirku, untuk menulis kejadian akhir minggu kemarin. Saat itu aku berkesempatan berkencan dengan seorang artis sinetron terkenal. Pasti para pembacapun pernah melihatnya di layar TV, terutama bila penggemar sinetron atau acara infotainment. Dia setuju aku menulis cerita ini, asalkan data dirinya disamarkan. Aku hanya boleh menggunakan nama samaran dan ciri-ciri fisik saja. Ternyata diapun penggemar cerita di situs ini newcersek2015.blogsport.com.
''Aku merasa beruntung sekali mengenalnya. Dia cantik, berkulit putih bersih, berambut panjang, dan berbodi sexy sekali. Umurnya sekitar 20 tahunan. Wajahnya sangat sensual dan terutama adalah payudaranya yang membusung menantang. Pernah dinobatkan sebagai salah satu artis terseksi menurut salah satu acara infotainment di TV.

::Akupun mulai menulis kisahku ini sambil menghabiskan waktu menunggu meeting nanti. Cerita berikut adalah kejadian yang baru saja aku alami dan bukanlah sekedar fan fiction belaka.
Di hari Jumat sore itu tiba-tiba Dita menelponku.
''Pak Robert.. Ada artis mau kenalan nih'' katanya di ujung telpon.
''Ah yang bener.. Memang tahu saya dari mana'' tanyaku heran.
''Dia teman saya Pak'' jawabnya.
Kemudian Dita menjelaskan bahwa si artis ini, sebut saja namanya Sandra, adalah artis bispak yang terkadang menggunakan jasa Dita sebagai maminya. Biasa dipakai konglomerat dan pejabat, tarifnya mencapai puluhan juta rupiah semalam. Dita pernah menceritakan padanya tentang diriku yang terkadang menjadi langganannya. Disamping itu, dia menunjukkan cerita-ceritaku di situs ini. Memang ternyata mereka berdua, Dita dan Sandra, sering browsing ke web site tersebut.
''Dia penasaran sekali Pak Robert.. Ingin ketemu dan membuktikan bener nggak bapak sejantan seperti yang ada di cerita itu'' Dita menjelaskan lebih lanjut.
''Dit, kalau harganya segitu nggak deh. Kemahalan'' jawabku.
''Nggak kok Pak Robert.. Dia orangnya suka seks.. Agak hyper gitu. Jadi nggak minta bayaran cuma minta ketemunya di Singapore''
Dita berkata lebih lanjut, kalau Sandra hanya ingin have fun saja denganku. Dia hanya minta dibelikan tiket kelas eksekutif pp Jakarta-Singapore, dan menginap di kamar suite hotel berbintang.
''Dia sedang boring, ingin refreshing'' kata Dita.
''OK deh Dit kalau gitu. Kamu atur dulu ya hotel dan tiketnya'' jawabku sambil membayangkan nikmatnya menyetubuhi Sandra, artis sinetron cantik berbodi sintal itu.

ubcpker.net/8

::Hari Sabtu siang, aku telah berada di Singapore. Dari Changi airport, kupakai taksi menuju hotel Hilton di Orchard Road. Menurut informasi dari Dita, Sandra kemungkinan sudah cek in di sana. Sesampainya di hotel tak sabar aku menuju resepsionis.
''Hallo.. Good afternoon''
''Good afternoon, sir.. May I help you?'' jawab resepsionis pria keturunan India yang sedang bertugas.
''I want to check in, I have reservation'' kataku. Kuberikan data-dataku padanya.
''Very well.., Ahh, Your wife has been waiting for you sir..'' jawabnya sambil tersenyum penuh arti.
Mungkin dia sudah tahu maksud kedatanganku karena kami datang sendiri-sendiri. Jarang suami istri yang berpergian seperti itu. Atau mungkin hanya perasaanku saja, tapi masa bodohlah.. Yang penting aku sebentar lagi akan bertemu Sandra.
Diantar bell boy yang membawa tasku, akupun bergegas menuju kamar suite hotel tersebut. Kupencet bel pintu, dan tak lama kudengar suara wanita dari dalam.
''Who is it?''
''Robert'' jawabku.
Tak lama, pintupun terbuka. Tampaklah Sandra, artis sinetron yang biasanya hanya kulihat di TV, di depanku. Tampak sensual sekali dia, dengan kaos T-shirt yang mempunyai sobekan di tengah dadanya, sehingga lipatan buah dadanya yang membusung terlihat sangat menggoda. T-shirt itu seakan dibuat sehingga setiap mata laki-laki memandang buah dadanya dengan penuh nafsu. Dia juga mengenakan rok jeans mini yang memperlihatkan keindahan kakinya yang jenjang.
"Hi Mas Robert.. Nice to meet you" katanya ketika aku masih terdiam mengagumi keseksian tubuhnya.
"Hi Sandra.. Same here" jawabku.
Akupun masuk ke dalam, dan setelah memberi tip pada bell boy, kamipun duduk mengobrol di sofa.
"Sudah lama datangnya?" kataku membuka pembicaraan.
"Baru kok Mas.. Kira-kira 2 jam yang lalu" jawabnya.
Kamipun lalu mengobrol untuk menghilangkan rasa kecanggungan kami. Kami bercerita tentang pekerjaan masing-masing. Sambil mengobrol, mataku tak lepas dari lipatan buah dadanya yang ranum membayang dari balik T-shirtnya itu. Aku membayangkan enaknya menghisap dan menjilati buah dada itu nantinya.
"Ngeliatin apa sih Mas" godanya sambil tersenyum.
"Ah nggak kok.. Kamu sih cantik dan seksi banget" pujiku.
Sandra tampak senang aku puji begitu. Buah dadanya semakin membusung ketika dia mengangkat tangan untuk menyibakkan rambutnya yang panjang.
"Mas Robert juga ganteng.." katanya lagi.
"Ngomong-ngomong itu cerita seksnya beneran Mas? Aku bacanya sampai horny sekali lho" lanjutnya lagi.
"Bener donk.. Mau bukti nih" tanyaku sambil menggeser dudukku mendekatinya.
"Boleh siapa takut.."

::Tak kusia-siakan waktuku lebih lama lagi. Langsung kupagut bibirnya yang sensual. Sandrapun membalas penuh gairah. Sambil berciuman, tangan Sandra mengelus-elus kemaluanku dari balik celana panjang yang masih kukenakan. Kuciumi lehernya yang jenjang dan berbau harum parfum itu.
"Mas buka dulu ya celananya"
"Tak perlu diminta dua kali, akupun berdiri di hadapan Sandra yang masih duduk di sofa. Tangannya yang halus membuka retsleting celanaku. Celana dalamkupun langsung dibukanya, sehingga kemaluanku langsung mencuat dengan gagahnya di depan wajah artis sinetron cantik ini.
"Iih.. Gede banget.. Bener nih kata Dita.." katanya sambil mengelus dan mengocok perlahan kemaluanku.
"Kemaluankupun semakin membesar dalam genggaman jari tangan lentik Sandra. Tampak matanya memandangi seluruh kemaluanku dengan gemas. Dia menggigit bibirnya, sambil tangannya mengocok kemaluanku yang semakin membengkak.
"Sandra hisap ya Mas" katanya sambil mendekatkan wajahnya pada kemaluanku.
Aku hanya mengerang nikmat ketika lidahnya mulai menyentuh batang kemaluanku. Dijilatinya batang kemaluanku dari bawah sampai ke ujung secara perlahan.
"Ahh.. Yes.. I like it" erangku ketika mulutnya mulai mengulum kepala kemaluanku.
Tampak kepala artis sinetron cantik ini maju mundur mengulum kemaluanku yang menyesaki rongga mulutnya. Tangannya tak henti mengocok bagian bawah batang kemaluanku yang tak muat masuk ke dalam mulutnya.
"Eehh.. Ehh.." Sandra mendesah gemas sambil mulutnya terus mempermainkan kemaluanku.
Akupun membuka kemejaku, sehingga aku telah telanjang bulat di depan artis seksi ini. Setelah beberapa lama, kutarik kemaluanku dari mulutnya. Aku sudah tak sabar ingin menikmati buah dadanya yang membusung itu.
"Ah.. Ah.. Jangan dulu Mas. Sandra belum pas. Sebentar lagi ya, Sandra masih gemes" katanya sambil tangannya kembali menarik kemaluanku untuk dihisapnya.
Kembali Sandra memuaskan nafsunya pada kemaluan besarku itu. Beberapa lama kemudian aku sudah hampir sampai dipuncak.
"Sandra.. I am coming" kataku.
"Keluarin aja Mas.. Come in my mouth" jawabnya sambil terus menghisapi kemaluanku.
"Argghh.." erangku ketika aku menyemburkan cairan ejakulasiku dalam mulut Sandra, artis sensual ini.
Ditelannya spermaku, dan dikulum dan dijilatinya kemaluanku sampai bersih.
"Enak ya Mas?" tanyanya sambil tersenyum manis.
"Enak banget San.. Kamu memang hebat" kataku sambil mengelus-elus rambutnya.
"Makan dulu yuk.. Laper nih" katanya sambil bangkit berdiri menuju toilet.

*****
ubcpker.net/8

::Kamipun kembali mengobrol sambil menunggu pesanan makanan kami datang. Sandra mengaku pertamakali mengenal seks ketika duduk di bangku SMA. Dia melakukan itu dengan pacarnya yang sekelas dengan dia. Semenjak itu, dia ketagihan bermain seks sampai sekarang.
Menyadari kelebihannya dalam hal fisik, disamping bermain sinetron, diapun nyambi sebagai high class escort girl. Dia bercerita pengalamannya menemani para pejabat juga para konglomerat. Kaget juga aku mendengar nama-nama mereka yang pernah dilayaninya. Mereka adalah public figure yang sering nongol di layar TV dan media massa. Aku tak mengira beberapa orang diantaranya, yang terkesan alim, ternyata suka juga menikmati tubuh seksi artis muda.
Tak lama, petugas room servicepun datang membawa pesanan kami. Si petugas yang orang Melayu itu ternyata mengenali Sandra. Dia bilang kalau dia penggemar Sandra dan sering menonton sinetron-sinetronnya. Sebelum pergi, diapun meminta tanda tangan Sandra, artis kesayangannya.
Kamipun lalu menikmati hidangan yang tersedia sambil melanjutkan berbincang-bincang. Sandra bercerita dia paling suka berkencan dengan orang bule, karena mereka mempunyai kemaluan yang besar. Memang Sandra ini terkenal sebagai seorang playgirl, sering gonta-ganti pacar.
"Tapi kalau orang Indonesianya seperti Mas Robert.. Saya juga suka banget" katanya manja.
"Setelah selesai makan, akupun mulai kembali ereksi melihat sembulan buah dada dari balik T-shirt merah muda yang dikenakannya. Sandra tampak mengetahui nafsuku mulai bangkit dan dia seolah tak sengaja lebih membusungkan dadanya.
"Mas.. Kok ngeliatin dadaku terus. Pengen ngerasain ya?" godanya. Aku hanya tersenyum menahan nafsuku.
"Yuk kita terusin yang tadi" katanya sambil menarik tanganku. Langsung kuremas rambutnya dan kuciumi bibirnya.
"Kita terusin di kamar yuk " ajakku.
Kamipun lalu menuju kamar tidur untuk saling memuaskan nafsu birahi masing-masing. Sesampai di kamar tidur, kulucuti T-shirtnya. Tampak buah dadanya yang besar dan membusung indah hanya ditutupi oleh BH yang tampak tak terlalu kecil untuk menampungnya. Kubuka kaitan BHnya di depan dan buah dada itupun melompat keluar sambil sedikit bergoyang.
"Bagus khan Mas.." katanya sambil memegang buah dadanya sendiri.
"Gila bagus banget San.. Besar dan padat" kataku sambil meraba gunung kembarnya itu.
"Hisap dong Mas.." pinta Sandra sambil menyorongkan buah dadanya itu ke wajahku.
Tak perlu buang waktu lagi, langsung kuhisap dengan ganas buah dada ranum artis sensual ini. Kujilati puting dan kuhisap daging kenyal buah dada Sandra.
"Ohh.. Sstt.. Oohh.. Sst" erang Sandra nikmat.

::Tanganku mulai mengelus-elus pantatnya dan kubuka rok mininya. Akupun segera membuka seluruh pakaianku. Tubuh Sandra kurebahkan di atas ranjang. Sambil mulutku terus menikmati buah dadanya, tangankupun menyibakkan celana dalam G-string yang dipakainya. Kuusap-usap vaginanya dan kuelus-elus klitoris artis cantik ini. Erangan Sandrapun semakin keras memenuhi ruangan kamar tidur itu.
"Ohh.. Terus Mas.. Yes.. Oh.. Enak.." desahnya sambil kepalanya bergoyang ke kanan dan ke kiri.
"Fuck me now please.. Ayo Mas.. Sandra udah nggak tahan" erangnya lagi.
Aku masih menjilati dan menghisap puting buah dadanya yang sudah mengeras. Sementara tanganku yang sedang mengusap kemaluannya, telah basah pula oleh cairan gairah wanita muda ini. Aku lalu mengarahkan kemaluanku pada lubang vaginanya, dan dengan gaya missionary kuperlahan memasukkan kepala kemaluanku.
"Ohh.. Enak Mas.." katanya ketika sedikit demi sedikit kemaluanku menerobos vagina sempit artis sinetron ini.
Setelah kira-kira separuh lebih kemaluanku dijepit vagina Sandra, mulai kupompa tubuhnya. Erangan nikmat Sandra semakin keras terdengar di sela-sela suara deritan ranjang.
"Oh.. Terus Mas.. Kontolnya enak.. Oh.." racau Sandra.
Kupompa terus vaginanya, sambil kusorongkan dadaku ke mulutnya. Sandrapun kemudian menghisap puting dadaku. Kamipun kemudian beralih posisi. Sandra menaiki tubuhku dan mengarahkan vaginanya ke kemaluanku. Dengan liar dia kemudian memompa tubuhnya naik turun. Buah dadanya yang besar membusung padat, tampak bergoyang menggemaskan. Terkadang kutarik tubuhnya sehingga aku dapat menghisapi buah dadanya yang sangat seksi itu.
"Mas.. Kontolnya besar.. Enak.. I love it.. Fuck me.. Fuck me.. Ahh" Sandra mengelinjang-gelinjang di atas tubuhku.
"Enak San?" tanyaku.
"Enak Mas.. Ohh.. Oh.. Entotin Sandra terus Mas.."

ubcpker.net/8

::Kata-kata jorok Sandra membuatku lebih terangsang. Kupegang pinggangnya yang ramping, dan kusodok-sodokkan kemaluanku lebih cepat lagi. Erangan Sandra semakin menjadi-jadi. Keringatnya menetes membasahi buah dadanya, dan membuat pemandangan semakin erotis.
"Sandra sampai Mas.. Oh.." jeritnya saat tubuhnya menegang merasakan orgasme.
''Setelah itu tubuhnya lunglai menimpaku. Kuusap-usap rambutnya dan kuciumi wajahnya yang cantik sensual itu. Setelah beberapa saat, kucabut kemaluanku yang masih tegang dari vaginanya, dan kubalikkan tubuh Sandra. Kunaiki tubuhnya dan kuarahkan kemaluanku pada buah dadanya. Sandrapun paham apa yang aku mau, dan dia kemudian menjepit kemaluanku di antara buah dadanya yang kenyal.
"Ahh.. Enak susumu San" erangku menahan nikmat jepitan buah dada artis cantik ini.
Kugoyang kemaluanku maju mundur merasakan kekenyalan buah dada Sandra. Memang artis ini terkenal karena buah dadanya yang ranum, dan aku tak ingin menyia-nyiakannya.
"Ah.. Aku mau keluar lagi San.." erangku tatkala aku hendak mancapai orgasmeku yang kedua kalinya.
Tanpa berbicara banyak, Sandra langsung melepas jepitan buah dadanya, dan menarik kemaluanku untuk dikulumnya. Dikocok-kocoknya batang kemaluanku, dan tak lama akupun kembali mengalami ejakulasi di dalam mulutnya.

*****
ubcpker.net/8

::Malam itu aku dan Sandra berniat jalan-jalan sambil makan malam. Kupesan sebuah limo untuk mengantar kami. Setelah mengantarnya membeli sepatu di Paragon, kamipun mampir di sebuah Chinese Restaurant, masih di daerah Orchard juga. Saat makan malam, ada beberapa orang Indonesia yang tampak berbisik-bisik sambil melihat ke arah kami. Mungkin mereka mengenali Sandra, yang memang lumayan sering nongol di TV akhir-akhir ini.
Setelah makan malam, kamipun memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota Singapore. Si sopir limo, orang Melayu bernama Ismail, mengantar kami mengelilingi kota. Ismail ini masih muda, dan tampak dia mengagumi kecantikan Sandra. Tampak dari cara dia mencuri pandang ke arah artis cantik ini. Memang dengan gaun malam yang berdada rendah dan belahan di samping yang tinggi, pasti mengundang laki-laki manapun untuk melihat.
"San, si sopir dari tadi ngeliatin kamu terus tuh” kataku berbisik.
"Ah.. Masa sih” jawabnya tertawa.
"Iya tuh.. Lihat aja di kaca spion"
''Memang terkadang Ismail melirik kaca untuk melihat Sandra yang duduk di kursi belakang. Melihat itu, rasa isengkupun muncul.
"Kita godain yuk..” ajakku pada Sandra sambil merengkuh pundaknya.
Kuelus-elus pundaknya yang putih mulus, kontras dengan gaun malamnya yang berwarna hitam.
"Jangan ah.. Malu" jawab Sandra.
"Nggak apa deh.. Coba aja.." kataku sambil mulai menciumi pipinya.
Sandra kemudian tak menolak dan kamipun berciuman. Ismail tampak makin sering melirikkan matanya lewat kaca. Sengaja tidak kututup pembatas yang tersedia.
''Awas. Nanti nabrak gimana” bisik Sandra sambil tertawa.
Kuciumi kembali bibir Sandra, dan kujilati lehernya yang harum. Kuturunkan tali gaun malamnya, dan buah dadanya yang besar langsung menyembul keluar. Kuusap-usap buah dadanya, sambil kupandang mata Ismail yang tampak melotot menyaksikan adegan itu lewat kaca spion.
Perlahan kuciumi buah dada Sandra, sambil memposisikan tubuhnya, agar Ismail dapat melihat dengan jelas ketika aku menghisapi buah dada Sandra. Sandra mulai mendesah perlahan ketika puting buah dadanya kuhisap. Mobil limo pun terasa berjalan makin perlahan. Setelah puas menikmati buah dadanya, kunaikkan kembali tali gaun malam Sandra, dan kamipun berciuman kembali.

"Tuh lihat dia udah terangsang San.." kataku.
"Mas Robert nakal ihh.." jawab Sandra manja.
"Kamu gantian dong.. Hisap punyaku" kataku lagi.
Sambil tertawa manja, Sandrapun mulai membuka retsleting celanaku. Dibukanya juga celana dalamku, sehingga kemaluanku yang sudah tegang membengkak mencuat keluar. Tangan Sandra yang halus pun mulai mengocok-ngocok kemaluanku perlahan. Kulihat Ismail menonton adegan kami dengan penuh nafsu. Aku terseyum padanya sambil mendorong kepala Sandra ke arah kemaluanku.
"Oh yess.. Suck it baby.." desahku ketika mulut Sandra yang hangat mulai mengulum kepala kemaluanku. Tangannya yang halus terus mengocok-ngocok batang kemaluanku perlahan.
"Yes.. Nice.. Good girl" erangku lebih lanjut. Kusibakkan rambut panjang Sandra yang menutupi wajahnya, sehingga Ismail dapat melihat dengan jelas tonjolan di pipi Sandra yang disesaki kemaluanku.
"Come on lick it baby.., " kataku lebih lanjut. Sandrapun mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan mulai menjilatinya. Sesekali dia menoleh kearah kaca dan tersenyum menggoda pada Ismail.
''Setelah puas dia menjilati kemaluanku, kembali kejantananku dijejalkan dalam mulutnya. Kuelus-elus rambutnya yang harum, ketika mulutnya memompa kemaluanku. Setelah puas memainkan kemaluanku, Sandrapun duduk di atas pangkuanku sambil menghadap ke depan. Kuciumi pundaknya yang mulus, ketika dia menyibakkan celana dalamnya dan mengarahkan kemaluanku ke vaginanya.
"Ohh.. So big.. Enak.. Ahh.. Entotin Sandra.. Fuck me.." desahnya.
Kupompa kemaluanku di vagina artis cantik ini, sambil tanganku menurunkan kembali tali gaun malam di pundaknya. Buah dadanya tampak begitu menggoda, ketika berayun-ayun saat aku memompa kemaluannya. Kadang kuremas daging kenyal itu dengan gemas.

ubcpker.net/8

::Kulirik kaca spion dan tampak Ismail melotot menyaksikan Sandra yang sedang mendesah-desah nikmat di atas pangkuanku.
"Ohh.. Mas.. Enak Mas.. Yes.. Fuck me.." kata Sandra sambil melingkarkan tangannya ke belakang merengkuh kepalaku. Kuciumi sebentar bibirnya, dan kemudian kuhisap buah dadanya sambil terus memompa kemaluannya.
"Ohh yeah.. I like it.. So big.. Yeah" erangan Sandra semakin menjadi, dan tak lama ia pun menjerit sambil tubuhnya menggelinjang-gelinjang dalam dekapanku.
Tak lama, akupun mengerang nikmat ketika mengalami ejakulasi dalam vagina Sandra. Kamipun melepas lelah sejenak sambil berciuman kembali.
"Enak ya Mas" tanya Sandra sambil membetulkan gaun malamnya.
"Luar biasa" jawabku. Akupun kembali mengenakan pakaianku.
"Si sopir enak ya dapat pemandangan gratis" kata Sandra sambil tertawa.
Kamipun melanjutkan city tour dalam mobil itu. Setelah bosan, aku memerintahkan si sopir untuk kembali ke hotel. Malam itu dan esok paginya, kami masih melakukan beberapa kali persetubuhan. Kami melakukannya di ranjang, di sofa, juga di bawah shower sambil mandi bersama.
Minggu siang aku mengantar Sandra ke airport untuk pulang ke Jakarta. Aku pulang sore harinya karena masih ada urusan yang harus kukerjakan.
"Pak, sudah ditunggu di ruang meeting” kata Lia lewat telpon.
Kulihat jam tanganku, sekarang sudah jam 10.15. Kuberanjak dari ruanganku dan menuju ruang meeting. Another boring day has begun..*****Tamat.

Para Pembaca Cerita Sex Dewasa Ingin Membaca Cerita Sex Dewasa Yang Sebelumnya Klik Di Sini ya Para Pembaca Cerita sex Dewasa...

Para Pembaca Cerita Sex Dewasa Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik Di Sini Ya Para Pembaca Cerita Sex Dewasa...

Senin, 16 November 2015

CERITA SEX DEWASA | NIKMATNYA MENIDURI SISWI SMU

 Poker Terbaik


CERITA SEX | CERITA HOT | CERITA DEWASA | CERITA SEX DEWASA | CERITA HOT DEWASA | Nikmatnya Meniduri Siswi Smu



CERITA SEX - Nikmatnya Meniduri Siswi Smu | **Meniduri Pelajar SMU – Aku tinggal di Cirebon tapi tempat kerjaku di dekat Indramayu yang berjarak sekitar 45 Km dan kutempuh dengan kendaraan kantor (nyupir sendiri) sekitar 1 jam. Bagi yang tahu daerah ini, pasti akan tahu jalan mana yang kutempuh. Setiap pagi kira-kira jam 06.30 aku sudah meninggalkan rumah melewati route jalan yang sama (cuma satu-satunya yang terdekat) untuk berangkat ke kantor.

**Suatu hari Senin di bulan Okt 1998, aku keluar dari rumah agak terlambat yaitu jam 06.45 pagi. Kuperhatikan anak-anak sekolah yang biasanya ramai di sepanjang jalan itu mulai agak sepi, mungkin mereka sudah mendapatkan kendaraan ke sekolahnya masing-masing. Saat perjalananku mencapai ujung desa Bedulan (tempat ini pasti dikenal oleh semua orang karena sering terjadi tawuran antar desa sampai saat ini), kulihat ada seorang anak sekolah perempuan yang melambai-lambaikan tangannya.
''Setelah kulihat di belakangku tidak ada kendaraan lain, aku mengambil kesimpulan kalau anak sekolah itu berusaha untuk mendapatkan tumpangan dariku dan karena dia seorang diri di sekitar situ maka segera kuhentikan kendaraanku serta kubuka kacanya sambil kutanyakan, Mau ke mana dik?. Kulihat anak sekolah itu agak cemas dan segera menjawab pertanyaanku, Pak boleh saya ikut sampai di SMA (edited by Yuri), dari tadi kendaraan umum penuh terus dan saya takut terlambat?, dengan wajah yang penuh harap. Yaa, OK lah.., naik cepat, kataku. Terima kasih paak, katanya sambil membuka pintu mobilku.
''Jarak dari sini sampai sekolahnya sekitar 10 Km dan selama perjalanan kuselingi dengan pertanyaan-pertanyaan ringan, sehingga aku tahu kalau dia itu duduk di kelas 3 SMU dan bernama War (edited by Yuri). Tinggi badannya kira-kira 155 cm, warna kulitnya bisa dibilang agak hitam bersih dan tidak cantik tapi manis dan menarik untuk dilihat, entah apanya yang menarik, mungkin karena matanya agak sayu.
''Tidak terlalu lama, kendaraanku sudah sampai di daerah-dan War segera memberikan aba-aba. Oom, sekolah saya ada di depan itu, katanya sambil jarinya menunjuk satu arah di kanan jalan. Kuhentikan kendaraanku di depan sekolahnya dan sambil menyalamiku War mengucapkan terima kasih. Sambil turun dari mobil, War masih sempat bertanya, Oom, besok pagi saya boleh ikut lagi.., nggak Oom, lumayan Oom, bisa naik mobil bagus ke sekolah dan sekalian menghemat ongkos.., boleh yaa.. Oom?.

**Aku tidak segera menjawab pertanyaan itu, tapi kupandangi wajahnya, lalu kujawab, Boleh boleh saja War ikut Oom, tapi jangan bergerombol ikutnya yaa.
Enggak deh Oom, saya cuma sendiri saja kok selama ini.
Setiap pagi sewaktu aku mencapai desa itu, War sudah ada di pinggir jalan dan melambaikan tangannya untuk menghentikan mobilku. Dalam setiap perjalanan dia makin lama makin banyak bercerita soal keluarganya, kehidupannya di desa, teman-teman sekolahnya dan dia juga sudah punya pacar di sekolahnya. Ketika kutanya apakah pacarnya tidak marah kalau setiap hari naik mobil orang, War bilang tidak apa-apa tapi tanpa ada penjelasan apapun, sepertinya dia enggan menceritakan lebih jauh soal pacarnya. War juga cerita bahwa selama ini dia tidak pernah kemana-mana, kecuali pernah dua kali di ajak pacarnya piknik ke daerah wisata di Kuningan.
''Seminggu kemudian di hari Jumat, waktu War akan naik di mobilku kulihat wajahnya sedih dan matanya bengkak seperti habis menangis dan War duduk tanpa banyak bicara.
Karena penasaran, kusapa dia, War, habis nangis yaa, kenapa..? coba War ceritakan.., siapa tahu Oom bisa membantu. War tetap membisu dan sedikit gelisah. Lama dia diam saja dan aku juga tidak mau mengganggunya dengan pertanyaan-pertanyaan, tetapi kemudian dia berkata, Oom, saya habis ribut dengan Bapak dan Ibu, lalu dia diam lagi.
Kalau War percaya pada Oom, tolong coba ceritakan masalahnya apa, siapa tahu Oom bisa membantu, kataku tetapi War saja tetap membisu.
''Ketika mobilku sudah mendekati sekolahnya, tiba-tiba War berkata, Oom, boleh nggak War minta waktu sedikit buat bicara di sini, mumpung masih belum sampai di sekolah. Mendengar permintaannya itu, segera saja kuhentikan mobilku di pinggir jalan dan kira-kira jaraknya masih 2 Km dari sekolahnya.
Ada apa War?, Kataku. War tetap diam dan sepertinya ada keraguan untuk memulai berbicara.
Ayoo, lah War (sebenarnya pengarang penuliskan tiga harus terakhir dari namanya, tapi terpaksa oleh Yuri diganti jadi 3 huruf terdepan), jangan takut atau ragu, ada apa sebenarnya, tanyaku lagi.
''Begini, Oom, kata War, lalu dia menceritakan bahwa tadi malam dia minta uang kepada orang tuanya untuk membayar uang sekolahnya yang sudah tiga bulan belum dibayar dan hari ini adalah hari terakhir dia harus membayar, karena kalau tidak dia tidak boleh mengikuti ulangan. Orang tuanya ternyata tidak mempunyai uang sama sekali, padahal uang sekolah yang harus dibayar itu sebesar 80 ribu rupiah. Alasan orang tuanya karena panen padi yang diharapkan telah punah karena hujan yang terus menerus. Dan katanya lagi orang tuanya menyuruh dia berhenti sekolah karena tidak mampu lagi untuk membayar uang sekolah dan mau dikimpoikan dengan tetangganya.


**Aku tetap diam untuk mendengarkan ceritanya sampai selesai dan karena War juga terus diam, lalu kutanya, Teruskan ceritamu sampai selesai War. Dia tidak segera menjawab tapi yang kulihat airmatanya terlihat menggenang dan sambil mengusap air matanya dia berkata, Oom, sebetulnya masih banyak yang ingin War ceritakan, tapi saya takut nanti Oom terlambat ke kantornya dan War juga harus ke sekolah, serta lanjutnya lagi, kalau Oom ada waktu dan tidak keberatan, saya ingin pergi dengan Oom supaya saya bisa menceritakan semua masalah pribadi saya. Setelah diam sejenak, lalu War berkata lagi, Oom, kalau ada dan tidak keberatan, saya mau pinjam uang Oom 80 ribu untuk membayar uang sekolah dan saya janji akan mengembalikan setelah saya dapat dari orang tua saya.
Mendengar cerita War walaupun belum seluruhnya, hatiku terasa tersayat dan segera kurogoh dompetku dan kuambilkan uang 200 ribu dan segera kuberikan padanya.
Lho Oom, kok banyak benar, saya takut tidak dapat mengembalikannya, katanya sambil menarik tangannya sebelum uang dari tanganku dipegangnya.
''War.., ambillah, nggak apa-apa kok, sisanya boleh kamu belikan buku-buku atau apa saja, saya yakin War membutuhkannya, dan segera kupegang tangannya sambil meletakkan uang itu ditangannya dan sambil kukatakan, War.., ini nggak usah kamu beritahukan kepada siapa-siapa, juga jangan kepada orang tuamu, dan War nggak perlu mengembalikannya.
''Belum selesai kata-kataku, tiba-tiba saja dari tempat duduknya dia maju dan mencium pipi kiriku sambil berkata, Terima kasih banyak Oom.., Oom.. sudah banyak menolong saya. Aku jadi sangat terkesiap dan berdebar, bukan karena mendapat ciuman di pipiku, tapi karena tangan kiriku tersentuh buah dadanya yang terasa sangat empuk sehingga tidak terasa penisku menjadi tegang dan sementara War masih mencium pipiku, kugunakan tangan kananku untuk membelai rambutnya dan kucium hidungnya.
Ayoo, War, sudah lama kita di sini, nanti kamu terlambat sekolahnya.
War tidak menjawab tapi kulihat dikedua matanya masih tergenang air matanya. Ketika sudah sampai di depan sekolahnya sambil membuka pintu mobil, War berkata, Oom.., terima kasih yaa.. Ooom dan kapan Oom ada waktu untuk mendengar cerita War.

**Kalau besok gimana..?, kataku.
Boleh.., oom, jawabnya cepat.
Lho, besok kan masih hari Sabtu dan War kan harus sekolah, jawabku.
Sekali-kali mbolos kan nggak apa apa Oom, hari Sabtu kan pelajarannya tidak begitu padat dan kurang penting, kata War.
Oklah, kalau begitu, War, kita ketemu besok pagi ditempat biasa kamu menunggu.
Dalam perjalanan ke kantor setelah War turun, masalah War terasa mengganggu pikiranku sehingga tidak terasa aku sudah sampai di kantor. Sebelum pulang kantor, aku izin untuk tidak masuk besok Sabtu pada Bossku dengan alasan akan mengurus persoalan keluarga di Kuningan. Demikian juga waktu malamnya kukatakan pada istriku kalau aku harus ke Jakarta untuk urusan kantor dan kalau selesainya telat terpaksa harus menginap dan pulang pada hari Minggu.
(baca juga: cerita sex adik sang sutradara)
Besok paginya dengan berbekal 1 stel pakaian yang telah disiapkan oleh Istriku, aku berangkat dan sampai di tempat yang biasa, kulihat War tetap memakai baju seragam sekolahnya. Setelah dia naik ke mobil, kembali kulihat matanya tetap seperti habis menangis.
''Lalu kutanya, War, habis perang lagi yaa?, soal apa lagi?.
Oom, ceritanya nanti saja deh, katanya agak malas.
Kita mau kemana Oom?, Tanyanya.
Lho, terserah War saja.., Oom sih ikut saja.
Oom, saya kepingin ke tempat yang agak sepi dan nggak ada orang lain, jadi kalau-kalau War nangis, nggak ada yang melihatnya kecuali Oom.
Sambil memutar mobilku kembali ke arah Cirebon, aku berpikir sejenak mau ke tempat mana yang sesuai dengan permintaan War, dan segera teringat kalau di pinggiran kota Cirebon yang ke arah Kuningan ada sebuah lapangan Golf dan Cottage CPN.
Segera saja kukatakan padanya, War Tempat yang sesuai dengan keinginanmu itu kayaknya agak susah, tapi, bagaimana kalau kita ke CPN saja..?.
Dimana itu Oom dan tempat apaan?,tanya War.


**Aku jadi agak susah menjelaskannya, tapi kujawab saja, Tempatnya sih nggak jauh yaitu sedikit di luar Cirebon dan, begini saja deh.., War.., kita ke sana dulu dan kalau War kurang setuju dengan tempatnya, kita cari tempat lain lagi.
Setelah sampai di tempat dan mendaftar di receptionist serta memesan minuman ringan serta mengambil kunci kamarnya, segera aku kembali ke mobil dan kutanyakan pada Wargimana War.., kamu mau disini..?, lihat saja tempatnya sepi (maklum saja masih pagi-pagi. Receptionistnya saja seperti terheran-heran, sepertinya berfikir kok ada tamu pagi-pagi sekali dan nomor mobilnya bukan dari luar kota).
Setelah mobil kuparkir di depan kamar, sebelum turun kutanya dia kembali, War, gimana.., mau di sini? atau mau cari tempat lain?. War tidak segera menjawab pertanyaanku, tapi dia ikut turun dari mobil dan mengikutiku ke arah pintu kamar motel. Segera setelah sampai di dalam, dia langsung duduk di tempat tidur sambil memperhatikan seluruh ruangan. Karena kulihat dia tetap diam saja, aku jadi merasa tidak enak dan segera kudekati dia yang masih tetap duduk di pinggiran tempat tidur dan sambil agak berlutut, kucium keningnya beberapa saat dan tiba-tiba saja War memelukku dan terdengar tangisan lirih sambil terisak-isak.
''Sambil masih memelukku, kuangkat berdiri dari duduknya dan kuelus-elus rambutnya, sambil kucium pipinya serta kukatakan, War coba tenangkan dirimu dan ceritakan semua masalah mu pada Oom, siapa tahu Oom bisa membantumu dalam memecahkan masalahmu itu. War masih saja memelukku tapi senggukan tangisnya mulai mereda. Beberapa saat kemudian kubimbing dia ke arah tempat tidur dan perlahan kutelentangkan War di tempat tidur dan kurangkulkan tangan kiriku di bahunya dan kupandangi wajahnya, sambil kukatakan, War cobalah ceritakan masalahmu itu dan biar Oom bisa mengetahui permasalahanmu itu.
War tetap diam saja dan memejamkan matanya, tapi tak lama kemudian, sambil menyeka air matanya dia membuka matanya dan memandang ke arahku yang jaraknya antara wajahnya dan wajahku sangat dekat sekali.
''Oom, katanya seperti akan memulai bercerita, tapi lalu dia diam lagi. War, kataku sambil kucium pipinya dan kuusap-usapkan jari tangan kananku di rambutnya, cerita lah.
Lalu War mulai bercerita dan dia menceritakan secara panjang lebar soal kehidupan keluarganya yang miskin, dia anak pertama dari 3 bersaudara, tentang pacarnya di sekolah tapi lain kelas yang sudah 2 tahun pacaran dan sekarang sudah meninggalkan dia karena mendapatkan pacar baru di kelasnya dan dia juga menceritakan kalau orang tuanya sudah menjodohkan dengan tetangganya yang sudah punya istri dan anak, tapi kaya dan rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah War dan dia harus segera berhenti dari sekolahnya karena akan dikimpoikan pada bulan Maret akan datang.
War katanya kepingin sekolah dulu dan belum pingin kimpoi, apalagi kimpoi dengan orang yang sudah punya Istri dan anak. War punya keinginan mau lari dari rumahnya, tapi tidak tahu mau ke mana. War juga menceritakan bahwa sebetulnya dia masih cinta kepada kawan sekolahnya itu, apalagi dia sudah telanjur pernah tidur bersama sewaktu piknik ke Kuningan dulu, walaupun katanya dia tidak yakin kalau punya pacarnya itu sudah masuk ke vaginanya apa belum, karena belum apa-apa sudah keluar katanya.
Jadi, gimana.., Oom.., apa yang harus saya perbuat dengan masalah ini, katanya setelah menyelesaikan ceritanya.

**War, kataku sambil kembali kuelus-elus rambutnya dan kucium pipinya di dekat bibirnya.
War, masalahmu kok begitu rumit, terutama persoalan lamaran tetanggamu itu. Begini saja War, sebaiknya kamu minta kepada orangtuamu untuk menunda perkimpoian itu sampai kamu selesai sekolah. Bilang saja, kalau ujian SMA-mu hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Katakan lagi, sayang kalau biaya yang telah dikeluarkan selama hampir tiga tahun di SMA harus hilang percuma tanpa mendapatkan Ijasah. War, sewaktu kamu mengatakan ini semua, jangan pakai emosi, katakan dengan lemah lembut, mudah-mudahan saja orang tuamu mau mengerti dan mengundurkan perjodohanmu dengan tetanggamu itu.
Kalau orang tuamu setuju, jadi kamu bisa konsentrasi untuk menyelesaikan sekolahmu dan yang lainnya bisa dipikirkan kemudian.
Setelah selesai memberikan saran ini, lalu kembali kucium pipinya seraya kutanya, War, bagaimana pendapatmu dengan saran Oom ini?.
''Seraya saja War bangkit dari tidurnya dan memelukku erat-erat sambil menciumi pipiku dan berkata,
Ooom, terima kasih.., atas saran Oom ini, belum terpikir oleh saya sebelumnya hal ini, Oom sangat baik terhadap War entah bagaimana caranya saya membalas kebaikan Oom, dan terasa air matanya menetes di pipiku.
Setelah diam sesaat, kembali kurebahkan badan War telentang dan kulihat dari matanya yang tertutup itu sisa air matanya dan segera kucium kedua matanya dan sedikit demi sedikit cimmanku kuturunkan ke hidungnya dan terus turun ke pipi kirinya, setelah itu kugeser ciumanku mendekati bibirnya. Karena War masih tetap diam dan tidak menolak, keberanianku semakin bertambah dan secara perlahan-lahan kugeser ciumanku ke arah bibirnya, dan tiba-tiba saja War menerkam dan memelukku serta mencari bibirku dengan matanya yang masih tertutup.
''Aku berciuman cukup lama dan sesekali lidahku kujulurkan ke dalam mulutnya dan War mengisapnya. Sambil tetap berciuman, kurebahkan badannya lagi dan tangan kananku segera kuletakkan tepat di atas buah dadanya yang terasa sangat kenyal dan sedikit kuremas. Karena tidak ada reaksi yang berlebihan serta War bukan saja mencium bibirku tapi seluruh wajahku, maka satu persatu kancing baju SMU-nya berhasil kulepas dan ketika kusingkap bajunya, tersembul dua bukit yang halus tertutup BH putih tipis dan ukurannya tidak terlalu besar.
''Ketika kucoba membuka baju sekolahnya dari tangan kanannya, War kelihatannya tetap diam dan malah membantu dengan membengkokkan tangannya. Setelah berhasil melepas baju dari tangan kanannya, segera kucari kaitan BH-nya di belakang dan dengan mudah kutemukan serta kulepaskan kaitannya, sementara itu kami masih tetap berciuman, kadang dibibir dan sesekali di seluruh wajah bergantian. BH-nya pun dengan mudah kulepas dari tangan kanannya dan ketika kusingkap BH-nya, tersembul buah dada War yang ukurannya tidak terlalu besar tapi menantang dan dengan puting susunya berwarna kecoklatan.
Dan dengan tidak sabar dan sambil meremas pelan payudara kanannya, kuturunkan wajahku menyelusuri leher dan terus ke bawah dan sesampainya di payudaranya, kujilati payudara War yang menantang itu dan sesekali kuhisap puting susunya, sementara War meremas-remas rambutku seraya terdengar suara lirih, aahh, aahh, ooomm, ssshh, aahh. Aku paling tidak tahan kalau mendengar suara lirih seperti ini, serta merta penisku semakin tegang dan kugunakan kesempatan ini sambil tetap menjilati dan menghisap payudara War, kugunakan tangan kananku untuk menelusuri bagian bawah badan War.
Ketika sampai di celana dalamnya serta kuelus-elus vaginanya, terasa sekali ada bagian CD yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara War, kugunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping CD-nya untuk mencari bibir vaginanya dan ketika dapat dan kuelus, badan War terasa menggelinjang dan membukakan kakinya serta kembali terdengar, aahh, ssshh, ssshh, aahh.


**Aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara War mengerang lirih seperti itu. Segera kulepas tanganku yang ada di vaginanya dan sekarang kugunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera kulepas. Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah kutemukan dan kubuka kaitan dan ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan War.
Lalu perlahan-lahan kuturunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut War seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah kuturunkan ke arah kakinya dan kuperhatikan War mengenakan CD warna merah muda dan kulihat juga vaginanya yang menggunung di dalam CD-nya.
Badan War menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut dan pada saat ciumanku mencapai CD di atas gunungan vaginanya, gelinjang badan War semakin keras dan pantatnya seakan diangkat serta tetap kudengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, ssshh, aahh, ssshht, ooom, aahh. Sambil kujilati lipatan pahanya, kuturunkan CD-nya perlahan-lahan dan setelah setengahnya terbuka, kuperhatikan vagina War masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan vaginanya dan basah.
Setelah berhasil melepas CD-nya dari kedua kaki War yang masih menjulur di lantai, kuposisikan badanku diantara kedua paha War sambil merenggangkan kedua pahanya. Dengan pelan-pelan kujulurkan lidahku dan kujilati belahan vaginanya yang agak terbuka akibat pahanya kubuka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba War bangun dari tidurnya dan berkata, Jaa, ngaan, Ooom, sambil mencoba mengangkat kepalaku dengan kedua tangannya.
''Karena takut War akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit dan kupeluk War serta berusaha menidurkannya lagi sambil kucium bibirnya untuk menenangkan dirinya. War tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman dan War sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya dan lebih agresif menciumi seluruh wajahku. Sementara itu tanganku kugunakan untuk melepas baju dan BH War yang sebelah dan yang tadi belum sempat kulepas, War sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah kulepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju dan celanaku sendiri.
''Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk CD-ku, lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut War akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan War, sekarang aku naik di atas badan War. Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan War, ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan.
Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku dan paha War. Karena tidak tahan, segera kuangkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, kurasakan War malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, segera saja kutaruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu dan sekarang terasa penisku berada di atas vagina War. War masih memelukkan kedua tangannya di punggungku dan meciumi seluruh wajahku.


**Sambil masih tetap kujilat dan ciumi seluruh wajahnya, kuturunkan tanganku ke bawah dan sedikit kumiringkan badanku, perlahan-lahan kuelus vagina War yang menggembung dan setelah beberapa saat lalu kupegang bibir vaginanya dengan jariku dan kurasakan kedua tangan War serasa mencekeram di punggungku dan ketika jari tengahku kugunakan untuk mengelus bagian dalam vaginanya, terasa vagina War sangat basah dan kurasakan badan bawah War bergerak perlahan-lahan sepertinya mengikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus dan meraba bagian dalam vaginanya dan sesekali kupermainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga War sering berdesis, Ssshh, ssshh, aahh, ssshh, sambil kurasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku.
Setelah sekian lama kupernainkan vaginanya dengan jariku, kemudian kulepaskan jariku dari vagina War dan kugunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku kuarahkan ke vagina War sambil kugosok-gosokan ke atas dan ke bawah sepanjang bagian dalam vagina War, serta kembali kudengar desis suaranya, ssshh, ssshh, ooom, aahh, ssshh, dan pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena kulihat War sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja kuhentikan gerakan tanganku dan kutujukan penisku ke arah bawah bagian vaginanya dan setelah kurasa pas, segera kulepaskan tanganku dan kutekan pelan-pelan penisku k edalam vagina War.
Kuperhatikan wajah War agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat telingaku, Aduuuhh, ooomm, Jangaannn, sakiiittt, Asiihh.., takuuut., Oom. Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera kuhentikan tusukan penisku dan kuelus-elus dahinya sambil kucium telinganya serta kubisikan, Tidak, apa-apa, sayaang, Oom, pelan-pelan saja, kok, untuk menenangkan ketakutan War. War tidak segera menanggapi kata-kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku.
''Karena dia diam saja dan memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, kutusukan kembali penisku ke dalam vaginanya dan terdengar lagi War berkata lirih di dekat telingaku, Aduuuhh, sakiiittt, ooom, Asihh.., takuuut, padahal kurasakan kalau War mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.
Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali kuhentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang vaginanya, dan kembali kuciumi bibir dan wajahnya serta kuelus-elus rambutnya sambil kubisiki, Takut apa sayang… War tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, kuteruskan ciumanku di bibirnya dan War mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang kujulurkan ke dalam mulutnya dan kurasakan War mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku. Aku tetap bersabar menunggu dan tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku, kurasakan kedua tangan War sedikit menekan pantatku, entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke vaginanya atau hanya perasaanku saja.

**Sementara aku diamkan saja dan dengan masih berciuman, kutunggu reaksi War selanjutnya. Ketika ciumanku kualihkan ke daerah dekat telinganya, kulihat War berusaha mengelak mungkin karena kegelian dan kembali kurasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku. Lalu kembali kulumat bibirnya dan perlahan tapi pasti, kembali kutekan penisku ke dalam liang kewanitaannya, tapi War tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya kusumpal dengan mulutku dan penisku makin kutekankan ke dalam vaginanya serta kulihat mata War menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.
Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vagina War dan, Bleeesss, terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina War dan, aahh, sakiiit, ooom
Ketika sampai di celana dalamnya serta kuelus-elus vaginanya, terasa sekali ada bagian CD yang basah. Sambil masih tetap menjilati payudara War, kugunakan jari tanganku menyusup masuk dari samping CD-nya untuk mencari bibir vaginanya dan ketika dapat dan kuelus, badan War terasa menggelinjang dan membukakan kakinya serta kembali terdengar, aahh, ssshh, ssshh, aahh.
''Aku jadi semakin penasaran saja mendengar suara War mengerang lirih seperti itu. Segera kulepas tanganku yang ada di vaginanya dan sekarang kugunakan untuk mencari kancing atau apapun yang ada di Rok sekolahnya untuk segera kulepas. Untung saja rok sekolah yang dipakai adalah rok standard yaitu ada kaitan sekaligus ritsluiting, sehingga dengan mudah kutemukan dan kubuka kaitan dan ritsluitingnya, sehingga roknya menjadi longgar di badan War.
''Lalu perlahan-lahan kuturunkan badanku serta ciumanku menelusuri perut War seraya tanganku berusaha menurunkan roknya. Roknya yang sudah longgar itu dengan mudah kuturunkan ke arah kakinya dan kuperhatikan War mengenakan CD warna merah muda dan kulihat juga vaginanya yang menggunung di dalam CD-nya.
Badan War menggelinjang saat ciumanku menelusuri perut dan pada saat ciumanku mencapai CD di atas gunungan vaginanya, gelinjang badan War semakin keras dan pantatnya seakan diangkat serta tetap kudengar suaranya yang lirih sambil meremas-remas rambutku agak keras serta sesekali memanggil, ssshh, aahh, ssshht, ooom, aahh. Sambil kujilati lipatan pahanya, kuturunkan CD-nya perlahan-lahan dan setelah setengahnya terbuka, kuperhatikan vagina War masih belum banyak ditumbuhi bulu sehingga terlihat jelas belahan vaginanya dan basah.
''Setelah berhasil melepas CD-nya dari kedua kaki War yang masih menjulur di lantai, kuposisikan badanku diantara kedua paha War sambil merenggangkan kedua pahanya. Dengan pelan-pelan kujulurkan lidahku dan kujilati belahan vaginanya yang agak terbuka akibat pahanya kubuka agak lebar. Bersamaan dengan jilatanku itu, tiba-tiba War bangun dari tidurnya dan berkata, Jaa, ngaan, Ooom, sambil mencoba mengangkat kepalaku dengan kedua tangannya.


**Karena takut War akan marah, maka dengan terpaksa aku bangkit dan kupeluk War serta berusaha menidurkannya lagi sambil kucium bibirnya untuk menenangkan dirinya. War tidak memberikan komentar apa-apa, tapi kami kembali berciuman dan War sepertinya lebih bernafsu dari sebelumnya dan lebih agresif menciumi seluruh wajahku. Sementara itu tanganku kugunakan untuk melepas baju dan BH War yang sebelah dan yang tadi belum sempat kulepas, War sepertinya mendiamkan saja, malah sepertinya membantuku dengan memiringkan badannya agar bajunya mudah kulepas. Sambil tetap berciuman, sekarang aku berusaha untuk melepas baju dan celanaku sendiri.
''Setelah aku berhasil melepas semua pakaianku termasuk CD-ku, lalu dengan harap-harap cemas karena aku takut War akan menolaknya, aku menempatkan diriku yang tadinya selalu di samping kiri atau kanan badan War, sekarang aku naik di atas badan War. Perkiraanku ternyata salah, setelah aku ada di atas badan War, ternyata dia malah memelukkan kedua tangannya di punggungku sambil sesekali menekan-nekan. Dalam posisi begini, terasa penisku agak sakit karena tertindih di antara badanku dan paha War.
''Karena tidak tahan, segera kuangkat kaki kananku untuk mencari posisi yang nikmat, tapi bersamaan dengan kakiku terangkat, kurasakan War malah merenggangkan kedua kakinya agak lebar, tentu saja kesempatan ini tidak kusia-siakan, segera saja kutaruh kedua kakiku di bagian tengah kedua kakinya yang dilebarkan itu dan sekarang terasa penisku berada di atas vagina War. War masih memelukkan kedua tangannya di punggungku dan meciumi seluruh wajahku.
''Sambil masih tetap kujilat dan ciumi seluruh wajahnya, kuturunkan tanganku ke bawah dan sedikit kumiringkan badanku, perlahan-lahan kuelus vagina War yang menggembung dan setelah beberapa saat lalu kupegang bibir vaginanya dengan jariku dan kurasakan kedua tangan War serasa mencekeram di punggungku dan ketika jari tengahku kugunakan untuk mengelus bagian dalam vaginanya, terasa vagina War sangat basah dan kurasakan badan bawah War bergerak perlahan-lahan sepertinya mengikuti gerakan jari tanganku yang sedang mengelus dan meraba bagian dalam vaginanya dan sesekali kupermainkan clitorisnya dengan jari-jariku sehingga War sering berdesis, Ssshh, ssshh, aahh, ssshh, sambil kurasakan jari kedua tangannya menusuk punggungku.
''Setelah sekian lama kupernainkan vaginanya dengan jariku, kemudian kulepaskan jariku dari vagina War dan kugunakan tangan kananku untuk memegang penisku serta segera saja penisku kuarahkan ke vagina War sambil kugosok-gosokan ke atas dan ke bawah sepanjang bagian dalam vagina War, serta kembali kudengar desis suaranya, ssshh, ssshh, ooom, aahh, ssshh, dan pantatnya diangkat naik turun pelan-pelan. Karena kulihat War sudah sangat terangsang nafsunya, segera saja kuhentikan gerakan tanganku dan kutujukan penisku ke arah bawah bagian vaginanya dan setelah kurasa pas, segera kulepaskan tanganku dan kutekan pelan-pelan penisku k edalam vagina War.

**Kuperhatikan wajah War agak mengerenyit seperti menahan rasa sakit serta menghentikan gerakan pantatnya serta bersuara pelan tepat di dekat telingaku, Aduuuhh, ooomm, Jangaannn, sakiiittt, Asiihh.., takuuut., Oom. Mendengar suaranya yang sedikit menghiba itu, segera kuhentikan tusukan penisku dan kuelus-elus dahinya sambil kucium telinganya serta kubisikan, Tidak, apa-apa, sayaang, Oom, pelan-pelan saja, kok, untuk menenangkan ketakutan War. War tidak segera menanggapi kata-kataku dan tetap diam saja dengan tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku.
''Karena dia diam saja dan memejamkan kedua matanya, segera secara perlahan-lahan, kutusukan kembali penisku ke dalam vaginanya dan terdengar lagi War berkata lirih di dekat telingaku, Aduuuhh, sakiiittt, ooom, Asihh.., takuuut, padahal kurasakan kalau War mulai lagi menggerakkan pantatnya perlahan-lahan.
Mendengar kata-katanya yang lirih ini, kembali kuhentikan tusukan penisku tapi masih tetap ditempatnya yaitu di lubang vaginanya, dan kembali kuciumi bibir dan wajahnya serta kuelus-elus rambutnya sambil kubisiki, Takut apa sayang… War tidak segera menjawab pertanyaanku itu. Sambil menunggu jawabannya, kuteruskan ciumanku di bibirnya dan War mulai lagi melayani ciumanku itu dengan memainkan lidahku yang kujulurkan ke dalam mulutnya dan kurasakan War mulai memindahkan kedua tangannya dari punggung ke atas pantatku.
''Aku tetap bersabar menunggu dan tidak terburu-buru untuk menusukkan penisku lagi. Tetap dengan masih menghisap lidahku, kurasakan kedua tangan War sedikit menekan pantatku, entah perintah supaya aku menusukkan penisku ke vaginanya atau hanya perasaanku saja.
''Sementara aku diamkan saja dan dengan masih berciuman, kutunggu reaksi War selanjutnya. Ketika ciumanku kualihkan ke daerah dekat telinganya, kulihat War berusaha mengelak mungkin karena kegelian dan kembali kurasakan kedua tangannya seperti menekan pantatku. Lalu kembali kulumat bibirnya dan perlahan tapi pasti, kembali kutekan penisku ke dalam liang kewanitaannya, tapi War tidak kuberi kesempatan untuk berkata-kata karena mulutnya kusumpal dengan mulutku dan penisku makin kutekankan ke dalam vaginanya serta kulihat mata War menutup rapat-rapat seperti menahan sakit.
Karena penisku belum juga menembus vaginanya, lalu sedikit kuangkat pantatku dan kembali kutusukkan ke dalam vagina War dan, Bleeesss, terasa penisku sepertinya sudah menembus vagina War dan, aahh, sakiiit, ooom., kudengar suara War sambil seperti menahan rasa sakit dan berusaha menarik pantatku. Untuk sementara tidak kugerakkan pantatku dan setelah kulihat War mulai tenang dan kembali mau menciumi wajahku, lalu perlahan-lahan kutekan penisku yang sudah menembus vaginanya supaya masuk lebih dalam lagi.


**aahh, oom, pelan, pelaan.., kudengar War berkata lirih.
Iyaa, sayaang, ooom pelah-pelan, jawabku serta kubelai rambutnya.
Setelah kudiamkan sebentar, lalu kugerakkan pantatku naik turun sangat pelan agar War tidak merasa kesakitan, dan ternyata berhasil, wajah War keperhatikan tidak tegang lagi sehingga pergerakan penisku keluar masuk vagina War sedikit kupercepat dan belum berapa lama terdengar suara War, ooom, ooom, aaduuuhh, ooomm, aahh, sambil kedua tangannya mencengkeram punggungku dengan kuat dan menciumi keseluruhan wajahku dengan sangat bernafsu dan badannya berkeringat, lalu War berteriak agak keras, aahh, ooomm, aduuuhh.., lalu War terkapar dan terdiam lemas dengan nafas terengah-engah. Rupanya Aku yakin kalau War sudah mencapai orgasmenya padahal nafsuku baru saja akan naik.
Karena kulihat War sepertinya sedang kelelahan dengan kedua matanya tertutup rapat, jadi timbul rasa kasihanku, lalu sambil kuseka keringat wajahnya kuciumi pipi dan bibirnya dengan lembut, tapi War tidak bereaksi dan tanpa kuduga di gigitnya bibirku yang sedang menciumnya seraya berkata lirih, ooom, nakal, yaa, War baru sekali ini merasakan hal seperti tadi, sambil mencubit punggungku. Aku tidak menjawab komentarnya tapi yang kuperhatikan adalah nafasnya sudah mulai teratur dan secara perlahan-lahan aku mulai menggerakkan penisku lagi keluar masuk vagina War.
''Kuperhatikan War mulai terangsang lagi, War mulai menghisap bibirku dan mulai mencoba menggerakkan pantatnya pelan-pelan dan gerakannya ini membuat penisku seperti di pelintir keenakan. Gerakan penisku keluar masuk semakin kupercepat dan demikian juga War mulai makin berani mempercepat gerakan putaran pantatnya, sambil sesekali kedua tangannya yang dipelukkan dipinggangku berusaha menekan sepertinya menyuruhku untuk memasukkan penisku ke dalam vaginanya lebih dalam lagi dan kudengar War mulai bersuara lagi, aahh, aahh, ooohh, oomm, aah, dan tidak terasa akupun mulai berkicau, aacchh, aahh, Siiihh, enaakk, teruuus, Siiih.
''Ketika nafsuku sudah mulai memuncak dan kudengar juga nafas War semakin cepat, dengan perlahan-lahan kupeluk badan War dan segera kubalik badannya sehingga sekarang War sudah berada di atasku dan kupelukkan kedua tanganku di pantatnya, sedangkan wajah War ditempelkan di wajahku. Dengan sedikit makan tenaga, kucoba menggerakkan pantatku naik turun dan setiap kali pantatku naik, kugunakan kedua tanganku menekan pantat War ke bawah dan bisa kurasakan kalau penisku masuk lebih dalam di vagina War, sehingga setiap kali kudengar suaranya sedikit keras, aahh, oooh.

**Dan mungkin karena keenakan, sekarang gerakan War malah lebih berani dengan menggerakkan pantatnya naik turun sehingga kedua tanganku tidak perlu menekannya lagi dan setiap kali pantatnya menekan ke bawah sehingga penisku serasa masuk semuanya di vagina War, kudengar dia bersuara keenakan, Aahh, aah disertai nafasnya yang semakin cepat, demikian juga aku sambil berusaha menahan agar maniku tidak segera keluar.
Gerakan War semakin cepat saja dan kurasakan wajahnya semakin ditekankan ke wajahku sehingga kudengar nafasnya yang sangat cepat itu di dekat telingaku dan, Aduuuh, aahh, aahh, ooomm.., War, mauuu.., keluaar, aah.
''Tungguuu, Waarrr.., kitaa, samaa, samaa., ooom.., Jugaa.., mauuu, keluarr. aahh, aahh, ooomm, teriak War sambil mengerakkan pantatnya menggila dan akupun karena sudah tidak tahan menahan maniku dari tadi segera kegerakkan pantatku lebih cepat dan, Crreeettt, ccrreeett, ccccrrreeett, dan aahh, siiihh, ooom keluaar, sambil kutekan pantat War kuat-kuat.
''Setelah beristirahat sebentar, kuajak War ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan War kembali menjatuhkan badannya di tempat tidur, mungkin masih merasakan kelelahan. Tak terasa jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang dan segera saja kupesan makan siang.*****Tamat.


Para Pembaca Cerita Sex Dewasa Ingin Membaca Cerita Sex Dewasa Yang Sebelumnya Klik Di Sini ya Para Pembaca Cerita sex Dewasa...

Para Pembaca Cerita Sex Dewasa Ingin Mendaftar Dan Mencoba Keberuntungan Klik Di Sini Ya Para Pembaca Cerita Sex Dewasa...